MAKALAH DAULAH BANI UTSMANIYAH
DAULAH
BANI UTSMANIYAH
Makalah
Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: SEJARAH DAKWAH
Dosen
Pengampu: Agus Riyadi,S.Sos. I M, Si.
Disusun Oleh :
|
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2015
A.
Pendahualuan
Setelah khalifah Abbasiyah di Bagdad
runtuhakibat serangan tentara Mongolia, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaanya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu, namun, kemalangan tidak terhenti sampai disitu. Timur lenk,
sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara
keseluruhan mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga
kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia.
Kerajaan Usmani disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling
lama bertahan dibandingkan dua kerajaan lainnya.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana
sejarah berdirinya Daulah Bani Utsmaniah...?
2.
Bagaimana sepak
terjang sultan dan perluasan wilayah...?
3.
Bagaimana
perkembangan dan kemajuan peradaban...?
4.
Apa saja faktor
penyebab kemajuannya...?
5.
Apa saja faktor
penyebab keruntuhannya...?
6.
Bagaimana akhir
dari kerajaan Dinasti Turki dan Tranformasinya...?
C.
Pembahasan
1.
Sejarah berdiri
Dinasti Turki
Kata Utsmani diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman
ibn Erthogril ibn Sulaiman Syah dari suku Qayigh Ogbus Turki. Sulaiman
Syah dengan seribu pengikutnya mengembara ke Anantolia dan singgah di
Azerbaijan, namun sebelum sampai ke tujuan, ia meninggal dunia. Kedududkanya
digantikan oleh putranya yaitu Erthogril untuk melanjutkan perjalanan sesuai
dengan tujuan semula. Sesampai di Anatolia, mereka diterima oleh penguasa
Dinasti Saljuk, Sultan Alauddin II yang sedang berperang dengan Romawi Timur
yang berpusat Bizantium.
Erthogril membantu sultan Alauddin II melawan Romawi Timur,
sehingga dinasti Saljuk mengalami kemenangan. Sultan merasa senang dan
memberikan hadiah kepda Erthogril wilayah Dorylaeum (Iskishahar) yang
berbatasan dengan Bizantium. Mereka menjadikan Soghud sebagai ibu kota
pemerintahanyang independen dan berdiri pada tahun 1258 M, yang bersamaan
dengan lahirnya Utsman.[1]
Sepeninggal Erthogril, atas Sultan Alauddin II, kedudukan Erthogril
digantikan putranya yang bernama Utsman yang memerintah Turki Utsmani antara
tahun 1281-1324 M. Serangan bangsa Mongol terhadap Dinasti Saljuk yang terjadi
pada tahun 1300 M. Menyebabkan dinasti ini terpecah menjadi sejumlah dinasti
kecil. Dalam kondisi kehancuran dinasti Saljuk inilah Utsman mengklaim
kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang dikuasainya, sekaligus
memproklamasikan berdirinya Dinasti Utsmani. Kekuatan militer Utsman menjadi
benteng pertahanan sultan dinasti-dinasti kecil dari ancaman bahaya serangan
Mongol. Dengan demikian, secara tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai
pengusa tertinggi dengan gelar “Pandiansyah Ali Utsman”.[2]
2.
Sepak terjang
sultan dan perluasan wilayah
Perluasan wilayah para Sultan Utsmani menjadi model, hal itu
berlangsung paling tidak sampai dengan masa pemerintahan sulaiman I, untuk
mendukung hal itu, Orkhan membentuk pasukan tangguh atau pasukan baru yang
dikenal dengan Janissari. Pasukan Janissari adalah tentara utama
dinasti Utsmani yang terdiri dari bangsa Georgia dan Armenia yang baru masuk
Islam.
Ekspansi yang lebih besar terjadi pada masa Murad I, Dimasa ini
berhasil ditaklukkan wilayah Balkan,
Andrianopel ( sekarang Edire), Macedonia, Sofia (ibu kota Bulgaria), dan
seluruh wilayah Yunani. Setelah Murad I tewas kemudian dilanjutkan oleh
putranya, Bayazid I, Pada masanya di dapat merebut benteng Philadelphia dan
Gramanian atau Kirman (Iran). Dengan demikian, Dinasti Utsmani secara bertahap
tumbuh menjadi kerajaan besar.
Pada tahun 1402 M, Dinasti Utsmani di bawah pemerintahan Bayazid I
digempur oleh pasukan Timur Lenk (penguasaan Mongol) kemudian dia tewas.
Setelah kekalahan tersebut, wilayah Utsmani hampir seluruhnya jatuh ke tangan
Timur Lenk.
Setelah
itu terjadi perpecahan, antara Bayazid I yaitu Muhammad I, Isa, Sulaiman, dan
Musa. Pada saat berikutnya, Muhammad I berhasil membangun kembali kekuatan ,
sehingga dapatmenundukan saudara-saudaranya.
Puncak ekspansinya terjadi pada masa Muhammad II yang dikenal
dengar Al-Fatih (sang penakluk) pada masanya dilakukan ekspansi
kekuasaan islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil di takluknya
adalah Konstantinopel.
Ada
tiga hal yang menimbulkan keinginan besar bagi pehlawan Islam:
·
Karena dorongan
iman kepada Tuhan dengan disemangati Hadits Nabi Muhammad SAW.
·
Karena
Konstantinopel sebagai pusat peradabaan dan kebudayaan
·
Keindahan kota
itu dan letaknya yang sangat strategis, sebagai penghubungan antara dua benua
besar, yaitu Eropa dan Asia.
Khusus dalam perluasan wilayah, ada lima faktor yang menyebabkan
kesuksesan Dinasti Utsmani, yaitu :
a)
Kemampuan orang
Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh Ghanimah.
b)
Sifat dan karakter
orang Turki yang slalu ingin maju dan tidah pernah diam serta gaya hidupnya
yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.
c)
Semangat jihad
dan mengembangkan Islam
d)
Letak Istambul
yang sangat strategis sebagai ibu kota dinasti juga sangat menunjang kesuksesan
perluasan ke wilayah Eropa dan Asia.
e)
Kondisi
kerajaan-kerajaan disekitarnya yang kacau memudahkan dinasti Utsmani
mengalahkanya.[3]
3.
Perkembangan dan
kemajuan peradaban
Mayoritas sultan-sultan dinasti Utsmani bersikap liberal dan
pemurah terhadap penduduk yang beragama Kristen. Mereka melaksanakan admistrasi
pemerintahan yang adil disamping menggiatkan ekonomi dengan menganjurkan
perdagangan di antara mereka.
Hal-hal tersebut mendorong lahirnya peradaban yang tidak dapat
dilepaskan dari hasil penaklukan Konstantinopel. Dinasti Utsmani banyak
mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Selain itu, berikut
adalah peradaban yang pernah ditorehkan pada masa dinasti Utsmani, yaitu:
a.
Bidang Militer
Dengan
adanya kondisi objektif yang dihadapi Turki Utsmani, para pemimpin mewujudkan
pemerintahan yang berdasarkan sistem dan prinsip kemiliteran, kebijakan
kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh pengganti Orkhan, yaitu Murad dengan
membentuk sejumlah Korps atau cabang-cabang Janissari.Seluruh pasukan
militer dididik dan dilatih dalam sarana militer dengan pembekalan semangat
perjuangan Islam.
Kekuatan
militer Janissari ini berhasil mengubah dinasti Utsmani yang baru lahir
menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan sangat besar
bagi penaklukan negeri-negeri non-muslim.
b.
Bidang
Pemerintahan
Bentuk
kerajaan Turki Utsmani didasarkan pada sistem feodal yang meniru langsung dari
kerajaan Romawi Timur.tentara yang berjasa diberi hadiah sebidang tanah dan
tanah-tanah tersebut dikendalikan oleh petani. Bagi tentara yang berbakti
secara pribadi kepada sultan mendapatkan hadiah yang lebih luas, demikian juga para
gubernurnya.
Dalam
sistem pemerintahan, sultan menjadi penguasa tertinggi dan pelantikannya
mengikuti sistem feodal.
Sultan
merupakan kekuasaan tertinggi dalam bidang agama, politik, pemerintahan maupun
ekonomi. Orang kedua setelah sultan adalah Wazir besar. Ia menjabat
sebagai ketua badan penasihat kesultanan yang membawahi semua wazir dan amir.
Disamping itu, di setiap daerah terdapat seorang Qadhil yang merupakan pimpinan agama didaerah
tersebut. Qadhil mempunyai tugas untuk menjalankan hukum pidana dan
perdata menurut syariat Islam berdasarkan Al-Qur’an dan al-Hadits.
c.
Bidang Agama
dan Budaya
Kebudayaan
Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari
budaya Persia mereka banyak menerima ajaran tentang etika dan tata krama dalam
kehidupan istana.organisasi pemerintahan dan prisip-prisip kemiliteran mereka
dapatkan dari kebudayaan Bizantium, sedangkan dari kebudayaan Arab mereka
mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu
pengetahuan.
Kehidupan
keagaman merupakan bagian dari sistem sosial dan politik Turki Utsmani. Ulama
mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan negara dan masyarakat. Tanpa
legitimasi mufti sebagai petinggi penjabat agama, keputusan hukum
kerajaan tidak dapat berjalan. Pada masa itu kehidupan tarekat berkembang
pesat, seperti Bektasyi dan Maulawi.
d.
Bidang
Intelektual
Dari
aspek intelektul yang di capai pada periode ini adalah sebagai berikut:
a)
Terdapat tiga
surat kabar yang muncul pada masa ini, yaitu: Berita Harian Takvini Veka (1831
M), Jurnal Tasviri Efkyar (1862), dan Tarjumani Ahval (1860 M).
b)
Dalam
pendidikan, Dinasti Utsmani melakukan pengorganisasian sebuah sistem pendidikan
madrasah yang tersebar luas.
e.
Bidang Sastra
dan Bahasa
Pada
masa ini muncul sastrawan dengan hasil karya-karyanya setelah menamatkan studi
di luar negri. Seperti Ibrahim Shinasi pendiri surat kabar Tasviri Efkyar.
Sebagaimana terdapat pada istana sultan-sultan Arab dan Persia, syair merupakan
ekspansi utama kesenian raja. Syair istana didasarkan pada Arudl, sebuah
irama persajakan yang bersal dari Arab dan Persia.[4]
f.
Bidang Seni dan
Arsitektur
Bidang
Seni dan Arsitektur yang muncul pada masa Dinasti Utsmani sangatlah beragam,
seperti bentuk kubah masjid, seni bangunan, kaligrafi, interior design, painting
dan cover buku.
Salah
satu kebiasaan yaitu membangun masjid untuk menandai wilayah yang telah di
taklukkan seperti masjid Aya Shopia yang asalnya gereja St. Shopia
4.
Faktor penyebab
kemajuan
secara
umum faktor yang menyebabkan kemajuan
Dinasti Turki Utsmani adalah:
a.
Adanya sistem
pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa, yang menyebabkan
mereka hidup berkecukupan dan mempunyai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
b.
Tidak adanya
diskriminasi dari pihak penguasa sehingga orang yang mempunyai kedudukan tinggi
tidak terbatas pada satu kelompok atau keturunan sultan saja.
c.
Kepengurusan
organisasi yang cakap, padahal saat Marco Polo singgah Turki 1227 M. Didapati
orang Turki masih menjalani kehidupan yang berpindah-pindah.
d.
Pihak Turki memberi
perlakuan yang baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan kepada mereka
hak rakyat secara penuh, baik dalam
kehidupan beragama maupun kemasyarakatan.
e.
Dinasti Utsmani
telah menggunakan tenaga-tenaga yang profesional dan terampil, khususnya dalam
bidang administrasi pemerintahan.
f.
Kedudukan
sosial orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri bahkan
untuk memeluk islam.
g.
Rakyat yang
memeluk agama kristen hanya dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang
relatif murah dibandingkan pada masa pemerintahan Bizantium.
h.
Semua penduduk
mendapatkan kebebasan untuk menjalankan agama sesuai dengan kepercayaan
masing-masing.
i.
Karena Turki
Utsmani tidak fanatik agama, wilayah Turki menjadi tempat perlindungan orang
Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad XVI.[5]
5.
Faktor penyebab
keruntuhan
Banyak
faktor yang menyebabkan kemunduran, diantaranya yaitu:
a)
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
Administrasi
pemerintahan bagi suatu negara yang amat luas wilayahnya yang sangat rumit dan
kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan ustmani tidak beres.
b)
Heterogensi
penduduk
Sebagai
kerajaan besar, turki ustmani menguasai kekuasaaan yang amat luas yang
didalamnya terdapat penduduk yang beragam, baik dari segi agama, keras, etnis,
maupun adat istiadat sehingga untuk mengatur penduduk yang beragam dan tersebar
diwilayah yang luas, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
c)
Kelemahan para
penguasa
Sepeninggal
sulaiman al Qanuni kerajaan ustmani diperintah oleh sultan-sultan yang lemah,
baik dalam kepribadian terutama dalam kepemimpinannya, sehingga berakibat
terhadap pemerintahannya yang kacau dan permasalahannya sulit
diselesaikan.
d)
Budaya pungli
Pungli
merupakan perbuatan yang sudah umum didalam kerajaan ustmani. Setiap jabatan
yang hendak diraih sesorang harus dibayar dengan sogokan kepada orang yang
berhak memberikan jabatan tersebut. Hal ini mengakibatkan degradasi moral yang
kian merajalela dan semakin rapuh pejabatnya.
e)
Pemberontakan
tentara Jenessari
Kemajuan
ekspansi kerajaan ustmani banyak ditentukan oleh kuatnya tentara jenis Sari,
sehingga tentara ini meberontak.
f)
Merosotnya
ekonomi
Akibat
perang yang tak pernah berhenti, perekonomian negara merosot pendapatan
berkurang, sementara belanja negara sangat besar termasuk biaya perang.
g)
Terjadinya
stagnasi dalam lapangan Ilmu dan Teknologi
Kerajaan
ustmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya
mengutamakan pengembangan kekuatan militer.[6]
h)
Fenomena
kekerasan dan hukum rimba
Kebanyakan
sultan yang memerintah menempuh cara yang tidak baik pada pengangkatannya.
Banyak diantara mereka yang membunuh saudaranya agar tidak mendapatkan saingan
dalam kekuasaannya.
i)
Faktor Eksternal
Yaitu
mencoba untuk melenyapkan kekuatan daulat ustmaniah yaitu munculnya paham
nasionalisme yang mengotak-ngotakkan daulat islam menjadi wilayah-wilayah
kecil.[7]
6.
Akhir dari
dinasti Turki dan Tranformasi ke
Republik
Dinasti Turki Utsmani menganut sistem Khalifah Islamiyyah. Wilayahnya
yang meliputi Jazirah Arab, Balkan, Hongaria hingga kawasan Afrika Utara. Namun
kekhalifahannya itu hancur karena konflik internal akibat perebutan kekuasaan
yang juga melibatkan intervensi sejumlah negara asing.
Hal ini berawal ketika adanya perlawanan yang dipimpin oleh Musthafa
Kemal, aksi ini menghancurkan Khalifah Islamiyyah, moment kehancuran
ini, terjadi ketika rakyat Turki melalui para wakilnya mengeluarkan Piagam
Nasional (al-Mitshaq al-Wathoni). Sejak itu, Turki menjadi sebuah ngara
sendiri dan terpisah dari wilayah yang dulu merupakan kesatuan Dinasti Utsmani.
Musthafa Kemal menjelaskan pada anggota Majelis Nasional Agung,
bahwa pemerintahan nasional didasarkan pada prinsip pokok kerakyatan, yang
berarti bahwa kedaulatan dan semua kekuatan administrasi harus langsung
diberikan kepada rakyat. Konsekuensi ini menghapuskan prinsip kasultanan pada 1
Nopember 1922. Kemudian pada tahun 1923, disepakatilah berdirinya negara Turki
dengan btas wilayahnya. Negara republik dengan ibu kota Ankara itu, pertama
kali dipimpin oleh Musthafa Kemal.
Kebijakan-kebijakan Kemal banyak dilatari oleh pemikiran barat,
tujuan utama Turki Kemalis adalah pembangunan ekonomi dan modernisasi kultural.
Reformasi dekade 1920-1930 M. Membawakan perubahan yang radiakal. Undang-undang
keluarga 1924 M, mengharamkan poligami, menjadikan suami dan istri berkedudukan
sama dalam perceraian. Konstitusi ini menegakkan hak persamaan wanita dalam
pendidikan dan dalam pekerjaan dan pada tahun 1934 M, kaum wanita diikutkan
dalam pemilihan nasional, alhasil pada tahun
1935 M beberapa perwakilan wanita terpilih menjadi bagian parlemen di Turki.[8]
D.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Dinasti Utsmani di
dirikan oleh Utsman ibn Erthogril ibn Sulaiman Syah dari suku Qayigh Ogbus
Turki. Erthogril membantu sultan
Alauddin II melawan Romawi Timur, sehingga dinasti Saljuk mengalami kemenangan.
Sultan merasa senang dan memberikan hadiah kepda Erthogril wilayah Dorylaeum
(Iskishahar) yang berbatasan dengan Bizantium. Mereka menjadikan Soghud sebagai
ibu kota pemerintahanyang independen dan berdiri pada tahun 1258 M, yang
bersamaan dengan lahirnya Utsman.
Secara umum faktor yang
menyebabkan kemajuan Dinasti Turki Utsmani adalah Pertama, Adanya sistem
pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa, yang menyebabkan
mereka hidup berkecukupan dan mempunyai
kedudukan yang tinggi di masyarakat. Kedua, Tidak adanya diskriminasi
dari pihak penguasa sehingga orang yang mempunyai kedudukan tinggi tidak
terbatas pada satu kelompok atau keturunan sultan saja. Ketiga, Kepengurusan
organisasi yang cakap, padahal saat Marco Polo singgah Turki 1227 M. Didapati
orang Turki masih menjalani kehidupan yang berpindah-pindah. Keempat, Pihak
Turki memberi perlakuan yang baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan
kepada mereka hak rakyat secara penuh,
baik dalam kehidupan beragama maupun kemasyarakatan. Kelima, Dinasti
Utsmani telah menggunakan tenaga-tenaga yang profesional dan terampil,
khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan. Keenam, Kedudukan sosial
orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri bahkan untuk
memeluk islam. Ketujuh, Rakyat yang memeluk agama kristen hanya dibebani
biaya perlindungan (jizyah) yang relatif murah dibandingkan pada masa
pemerintahan Bizantium. Kedelapan, Semua penduduk mendapatkan kebebasan
untuk menjalankan agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Kesembilan,
Karena Turki Utsmani tidak fanatik agama, wilayah Turki menjadi tempat
perlindungan orang Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal
pada abad XVI.
Banyak faktor yang menyebabkan kemunduran, diantaranya yaitu: Pertama,
wilayah kekuasaan yang luas, Kedua, heterogenitas penduduk, Ketiga, kelemahan
para penguasa, Keempat, budaya pungli, Kelima, pemberontakan
tentara Jenessari, Keenam, merosotnya ekonomi, Ketuju, terjadinya
stagnasi dalam lapangan Ilmu dan Pengetahuan, Kedelapan, fenomena
kekerasan dan hukum rimba, Kesembilan, faktor eksternal.
Daftar Pustaka
Illahi, Wahyu dan Hefni, Harjani, pengantar sejarah dakwah,Jakarta:Kencana,2007.
Sunanto, Musyrifah, sejarah islam klasik:pengembangan ilmu
pengetahuan islam,Jakarta:Kencana, 2007.
Syaefudin, Mahmud, dkk, Dinamika Peradaban Islam,
Yogyakarta, Pustaka Ilmu, 2013.
Yatim, Badri, sejarah peradaban islam,Jakarta: PT raja
grafindo persada,2011.
[1] Musyrifah Sunanto, sejarah islam klasik:pengembangan ilmu
pengetahuan islam,Jakarta:Kencana, 2007.hal:240.
[2]
Mahmud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban
Islam, Yogyakarta, Pustaka Ilmu, 2013.hal 184-185.
[3]
Mahmud
Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Ilmu,
2013.hal 187-190.
[4]
Mahmud
Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Ilmu,
2013.hal 191-199.
[5]
Mahmud
Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Ilmu,
2013.hal 200-201.
[6] Badri Yatim, sejarah
peradaban islam,Jakarta: PT raja grafindo persada,2011.hal: 167-168.
[7]
Wahyu
Illahi dan Harjani Hefni, pengantar
sejarah dakwah,Jakarta:Kencana,2007.hal:125-126.
[8] Mahmud
Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Ilmu,
2013.hal 207-209.
Komentar
Posting Komentar